BAB
1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Umumnya
kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf
dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan
kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupakan
sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang
disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu
bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat
dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan
tunggal paragraf.
Dalam
kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya
yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang
dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang
lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf
sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang
sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf.
Paragraf
sederhananya adalah bagian dari tulisan yang biasanya terdiri dari satu
permasalahan yang dimulai dari baris baru dan tersusun atas satu ataupun
lebih dari satu kalimat.
Pengertian
paragraf adalah sebuah kumpulan dari kalimat kalimat yang berisi tentang satu
ide pokok atau gagasan utama. Sebuah paragraf yang baik akan memberikan bantuan
pembaca serta penulis dalam membuat artikel yang baik serta memperbaikinya.
Tanpa adanya keteraturan dalam menyampaikan ide atau gagasan
dalam paragraf sebuah artikel atau karya tulis akan membuat tulisan yang anda
buat tidak terasa dan akan membingunkan pembaca dan bahkan penulisnya untuk
tetap mengembangkan artikelnya (owl.english.purdue.edu)
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan
masalah pada makalah ditunjukan untuk merumuskan permasalahan yang akan dibahas
pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, sebagai berikut :
1. Apa itu paragraf
2. Jelaskan fungsi paragrafa
3. Sebutkan unsur-unsur paragraf
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan
penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya
pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah ini. Adapun tujuan penulisan
makalah, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian paragraf
2. Untuk menjelaskan fungsi-fungsi
paragraf
3. Untuk menyebutkan unsur-unsur yang
terdapat pada paragraf
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
PARAGRAF
Paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis
di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu
jenis tulisan
yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang
baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru.
Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow (¶).
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari
pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung.
Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik
sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal
dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf
umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam
pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal
ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf
dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu
atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan
setiap kali orang yang dikutip berganti.
Paragraf atau Alinea
Paragraf
atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Paragraf atau alinea biasanya dibuat di baris
baru dengan 5 spasi, sehingga tulisannya terlihat menjorok ke dalam. Dalam upaya
menghimpun beberapa kalimat-kalimat menjadi paragraf, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan
kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu
gagasan. Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling
berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf
Paragraf
diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari
satu paragraf. Jadi tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Pada
umumnya alinea terdiri atas lebih dari satu kalimat. Atau dapat dikatakan bahwa
alinea pada umumnya terdiri atas beberapa kalimat. Dari fungsi dan
kandungannya, kalimat dalam alinea dapat dipilah-pilah menjadi kalimat topik,
kalimat pengembangan, kalimat penutup, dan kalimat penghubung.
Dalam
kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya
yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang
dipakai dalam tulisan ilmiah.
Dalam
artikel writingcenter.unc.edu dijelaskan bahwa pengertian paragraf
adalah penyusun dari semua artikel atau karya tulis. Banyak pelajar yang
menganggap bahwa pengertian paragraf memiliki batasan dalam panjang
kalimat yaitu: Pengertian paragraf adalah kelompok kalimat yang sedikitnya
terdiri atas 5 kalimat dan bahkan ada yang mengartikan paragraf sebagai
setengah dari halaman. Dalam Lunsford dan Connor dijelaskan bahwa pengertian
paragraf sebagai kumpulan kalimat atau group of sentences atau satu kalimat
yang membentuk sebuah unit. Panjang dan tampilan sebuah bagian dari karya tulis
ilmiah bukanlah kriteria dari sebuah paragraf. Sebaagai contoh singkat, sebuah
paragraf dalam gaya penulisan jurnalistik dapat terdiri atas satu kalimat yang
cukup panjang (dari titik ke titik) . Oleh karena itu, pengertian paragraf
adalah kalimat atau grup kalimat atua kelompok kalimat atau gabungan kalimat
yang menggagas satu ide pokok.
Pengertian
paragraf dalam kamus Cambridge bahwa paragraf adalah bagian kecil dari
artikel yang tersusun sedikitnya satu kalimat dan diawali pada garis atau
alinea baru (a short part of a text, consisting of at least one sentence
and beginning on a new line). Umumnya tersusun atas satu kejadian, satu
peristiwa, satu deskripsi ataupun satu ide pokok (It usually deals with a
single event, description, idea, etc).
Pengertian
paragraf menurut Scott and Denny’s (1909) bahwa pengertian paragraf adalah
sebuah unit wacana (diskursus) yang mengembangkan satu ide atau gagasan pokok
(A paragraph is a unit of discourse developing a single idea). Paragraf
tersusun atas satu atau sekelompok kalimat yang saling berhubungan satu sama lain
dan dengan ide pokok yang ada (It consists of a group or series of sentences
closely related to one another and to the thought expressed by the whole group
or series). Paragraf dikhususkan, seperti kalimat, untuk mengembangkan satu
topik atau ide pokok atau gagasan utama (Devoted, like the sentence, to the
development of one topic)
B. STRUKTUR PARAGRAF
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan
kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat
terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau
kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama. Untuk mendapatkan paragraf yang baik
perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Posisi Paragraf Sebuah karangan dibangun oleh
beberapa bab. Bab-bab suatu karangan yang mengandung kebulatan ide dibangun
oleh beberapa anak bab. Anak bab dibangun oleh beberapa paragraf. Jadi,
kedudukan paragraf dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau
secara tidak langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri. Dapat dikatakan
bahwa paragraf merupakan satuan terkecil karangan, sebab di bawah paragraf
tidak lagi satuan yang lebih kecil yang mampu mengungkapkan gagasan secura utuh
dan lengkap.
2. Kegunaan Paragraf Paragraf
bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per
paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut :
a. Sebagai penampung fragmen ide pokok
atau gagasan pokok keseluruhan paragraph
b. Alat untuk memudahkan pernbaca
memahami jalan pikiran penulisnya
c. Penanda bahwa pikiran baru dimulai,
d. Alat bagi pengarang untuk
mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
e. Dalam rangka keseluruhan karangan,
paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan penutup
3. Unsur-unsur paragraf Ialah
beberapa unsur yang pembangun paragraf, sehingga paragraf tersebut tersusun
secara logis dan sistematis. Unsur-unsur paragraf itu ada empat macam, yaitu :
a. Transisi
b. Kalimat topik
c. Kalimat pengembang
d. Kalimat penegas
Keempat unsur ini tampil secara
bersama-sama atau sebagian, oleh karena itu, suatu paragraf atau topik paragraf
mengandung dua unsur wajib (katimat topik dan kalimat pengembang),
tiga unsur, dan mungkin empat unsur
4. Struktur
paragraf Mendapatkan banyaknya unsur dan
urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur paragraf dapat dikelompokkan
menjadi tujuh kemungkinan, yaitu :
a. Paragraf terdiri atas transisi
kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
b. Paragraf terdiri atas transisi
berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
c. Parazraf terdiri atas kalimat topik,
kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
d. Paragraf terdiri atas transisi
berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
e. Paragraf terdiri atas transisi
berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
f. Paragraf terdiri atas kalimat topik
dan katimat pengembang.
g. Paragraf terdiri atas kalimat
pengembang dan katimat topik.
C. SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
1. Kesatuan paragraf
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara
bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru. Kesatuan di sini
tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja
2. Kepaduan paragraf
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara
suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang
baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf
itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan
memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata
ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme)
3. Kelengkapan paragraf
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik
dikatakan paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya
diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap
4. Panjang paragraf Panjang
paragraf dalam tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu
Bahasan dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran. Memperhitungkar, 4 hal :
a. Penyusunan kalimat topik
b. Penonjolan kalimat topik dalam
paragraf
c. Pengembangan detail-detail penjelas
yang tepat
d. Penggunaan kata-kata transisi,
frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf
5. Pola
susunan paragraf Rangkaian pernyataan dalam paragraf
harus disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh
pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu
pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan
gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan
dalam tulisan ilmiah. antara lain :
a. pola runtunan waktu
b. pola uraian sebab akibat
c. pola perbandingan dan pertentangan
d. pola analogi
e. pola daftar
f. pola lain
D. PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pengembangan
paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang
mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraf
deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf,
pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan
dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
Selain
kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf
yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau
paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode
pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda.
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat
informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif,
deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk
mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah
mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode
pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak
metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi,
disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam
penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode
contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi.
Di dalam mengarang, keenam metode
pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan
keperluan mengarang si penulisnya.
1. Metode
Definisi
Yang
dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan
pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas,
penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas
konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak
boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi
itu
2. Metode
Proses
Sebuah
paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu
proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian
berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut
(kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu
sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh
dengan proses peristiwa sejarah
3. Metode
Contoh Dalam karangan ilmiah, contoh dan
ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan
penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf
4. Metode
Sebab-Akibat Metode sebab-akibat atau
akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat
yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode
kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan
penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran
manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan
yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentatif murni atau dikombinasikan dengan
deskriptif ata eksposisi
5. Metode
Umum-Khusus
Metode
umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan
paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf
dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping
mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model
inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi
seperti arikel dalam media massa
6. Metode
Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan
benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk,
ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi.
Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan factor tersebut di atas,
tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada
inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis
untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau
dipertentangkan satu sama lainnya
E. JENIS-JENIS PARAGRAF
Paragraf
memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf
yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat
topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.
A) Jenis
paragraf menurut posisi kalimat topiknya
Kalimat
yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan
utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi
penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri
bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan
atas empat macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf
deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik
1. Paragraf
Deduktif
Adalah
paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf
,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu
menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf
(urutan umum-khusus) Contoh paragraf
deduktif : "Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan
tidak mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang
atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering
berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak
pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang
penyakit."
"Orang
yang sukses adalah orang yang mampu menangkap sebuah peluang dan memanfaatkan
peluang itu untuk meraih suatu keberhasilan. Kemampuan membaca dan memanfaatkan
peluang itulah yang menghantar Rahayu S. Purnami, lulusan Farmasi Universitas
Padjadjaran Bandung, sampai kepada kesuksesan menjadi pengusaha salon keliling
yang memberikan pelayanan “door to door”
2. Paragraf
Induktif Bila kalimat pokok ditempatkan
dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang
menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.
Contohnya :
"Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak
Gatot, juga memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya,
malah memiliki kebun kakao yangt lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5
hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen kakao. Seperti
mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga
berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep tersebut
dikenal dengan Desa Kakao.
"Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas disebabkan oleh
ulah manusia itu sendiri. Contohnya saja masih banyak orang-orang yang buang
sampah yang tidak pada tempatnya. Selain itu masyarakat juga tidak peduli
terhadap selokan di sekitarnya. Oleh sebab itu maka seharusnya pemerintah
setempat harus lebih mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya
masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan
kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah setempat
harus menggalakan supaya Jakarta bebas banjir dengan cara membuang sampah pada
tempatnya dan membersihkan selokan di sekitarnya”.
3. Paragraf
Deduktif-Induktif Bila kalimat pokok di tempatkan pada
bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif.
Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan
utama yang terdapat pada awal paragraf.Contoh paragraf
deduktif-induktif : " Pemerintah menyadari bahwa
rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,murah, dan sehat. Pihak dari
pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat.
Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik
perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan
bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk
memenuhi kebutuhan rakyat."
4. Paragraf
penuh kalimat topik
Seluruh
kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat
yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi
akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya
sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian
bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi. Contoh paragraf penuh kalimat topik : "Pagi
hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk
dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang
menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar
sepuas-puasku."
B) Jenis
Paragraf Menurut Sifat Isinya Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam
bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi
yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan
sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan
mengarang juga. Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
1. Paragraf
Persuasif
Adalah isi paragraf mempromosikan
sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif
banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan
paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan
ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering
dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel. Contoh : “Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar
lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh
sampah – sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu
kesadaran pada diri kita masing – masing untuk membuang sampah pada tempatnya.
2. Paragraf argumentasi
Adalah
isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung. Contoh : “Menurut Ketua panitia,
Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HMTK
untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa
jabatan kepengurusan MHTK periode 2008 – 2009, maka sebagai penggantinya
dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa
kepengurusan 2009 – 20010.”
3. Paragraf naratif
Adalah
isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita. Contoh : “ Pada game pertama, Kido
yang bermain dengan lutut kiri dibebat mendapat perlawanan ketat Chai/Liu
hingga skor imbang 16 – 16. pada posisi ini, Kido/Hendra yang lebih
berpengalaman dalam berbagai kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka.”
4. Paragraf deskritif
Adalah paragraf yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu dengan bahasa. Contoh
: “Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari
beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15
kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi
dengan LED display dan tombol-tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya
fitur I-sensor juga akan memudahkan proses mencuci”.
5. Paragraf eksposisi
Adalah paragraf yang memaparkan
sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu. Contoh :“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten,
Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta.
Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana Sastra
tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra yang
diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk
melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun
1980 – 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.
C) Jenis
Paragraf Menurut
Fungsinya dalam Karangan Menurut fungsinya, paragraf dapat
dibedakan menjadi 3 , yaitu:
1. Paragraf
Pembuka
Bertujuan
mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian awal sebuah karangan,
paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
a. menghantar pokok pembicaraan
b. menarik minat pembaca
c. menyiapkan atau menata pikiran untuk
mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah memiliki ke tiga fungsi
tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka memegang peranan yang sangat
penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk
yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan
sebagai bahan menulis paragraf pembuka,yaitu:
a.
Kutipan, peribahasa, anekdot
b.
Pentingnya pokok pembicaraan
c.
Pendapat atau pernyataan seseorang
d.
Uraian tentang pengalaman pribadi
e.
Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
f.
Sebuah pertanyaan.
2. Paragraf Pengembang
Bertujuan
mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan
dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
a. Mengemukakan inti persoalan
b. Memberikan ilustrasi
c. Menjelaskan hal yang akan diuraikan
pada paragraf berikutnya
d. Meringkas paragraf sebelumnya
e. Mempersiapkan dasar bagi simpulan.
3. Paragraf
Penutup
Paragraf
ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf
ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat
paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus
memperhatikan hal sebagai berikut:
a. sebagai bagian penutup,paragraf ini
tidak boleh terlslu psnjsng
b. isi paragraf harus berisi simpulan
sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
c. sebagai bagian yang paling akhir
dibaca, disarankan paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang medalam bagi
pembacanya.
F. FUNGSI PARAGRAF
Paragraf sendiri memiliki
beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Mengekspresikan suatu pikiran atau
perasaan penulis dalam bentuk tulisan ke dalam serangkaian kalimat yang disusun
secara logis.
2. Membantu pembaca dalam memahami isi
atau topik sesuai dengan jalan pikiran penulisnya.
3. Memudahkan penulis dalam menyusun
gagasan – gagasan yang ada di dalam pikiran penulis.
4. Membantu penulis untuk mengembangkan
idenya secara sistematis.
5. menampung
berbagai ide pokok sang penulis
6. Memudahkan pengarang untuk
mengembangkan topik – topik pada paragraf menajdi sebuah karangan lengkap yang
akan dibuat.
7. Paragraf dapat menjadi sebuah
pengantar ide, transisi, isi atau penutup pada sebuah karangan.
8. Untuk
memisah bagian uraian, penulis dapat secara jelas memperlihatkan langkah atau
gerakan pikiran dari satu tahap ke tahap lain. Ditinjau dari segi pembaca, hal
ini memudahlan mereka berhenti lebih lama dari perhentian akhir kalimat
9. Menandai
peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa
paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran
10. Memudahkan
pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel
11. Mengungkapkan
informasi tertentu dengan gagasan utama sebagai pengendalinya
12. Memulai
pokok pikiran yang baru
Fungsi
|
Contoh
Kata dan Frasa
|
Menyatakan
hubungan:
|
|
Akibat/hasil
|
Akibatnya,
karena itu, maka, oleh sebab itu, dengan demikian, jadi
|
Pertambahan
|
Berikutnya,
demikian juga, kemudian, selain itu, lagi pula, lalu, selanjutnya, tambahan
lagi
|
Perbandingan
|
Dalam
hal yang sama, lain halnya dengan, sebaliknya, lebih baik dari itu, berbeda
dengan itu
|
Pertentangan
|
Akan
tetapi, bagaimanapun, meskipun begitu, namun, sebaliknya, walaupun demikian
|
Tempat
|
Berdekatan
dengan itu, di sini, di seberang sana, tak jauh dari sana, di bawah,
persis, di depan … di sepanjang…
|
Tujuan
|
Agar,
untuk/guna, untuk maksud itu
|
Waktu
|
Baru-baru
ini, beberapa saat kemudian, mulai sebelum, segera, sesudah, sejak, ketika
|
Singkatan
|
Singkatnya,
ringkasnya, akhirnya, sebagai simpulan, pendek kata
|
G. UNSUR-UNSUR PARAGRAF
Sebuah
paragraf dapat dikatakan sebagai paragraf yang baik bila memiliki unsur unsur
paragraf. Secara umum terdapat tiga unsur unsur paragraf yaitu ide pokok atau
gagasan utama paragraf, kalimat utama paragraf dan terakhir kalimat penjelas
paragraf.
Berikut
penjelasan singkat tentang unsur unsur paragraf:
1.
Ide Pokok
Ide
pokok dalam paragraf adalah hal yang dibahas dalam sebuah paragraf atau yang
menjadi dasar dalam pembuatan paragraf tersebut. Lebih simpelnya, ide pokok
dalam paragraf harusnya dimulai dengan pertanyaan sebelumnya kepada penulis
yaitu “Apa yang ingin saya sampaikan dalam bagian ini” dan “Apakah kalimat yang
saya miliki cukup untuk menggambarkan ataupun menjelaskan apa yang saya ingin sampaikan”.
Sebuah
ide pokok dalam paragraf dapat ada secara tersurat ataupun tersirat, tergantung
keinginan anda atau kebutuhan anda terhadap artikel tersebut. Apabila anda
yakin pembaca dapat lebih merasakan kekuatan atau memahami paragraf atau
artikel anda dengan membuat ide pokoknya tersirat maka buat ide pokok tersebut
tersirat. Namun, bila anda merasa pembaca dan ide pokok ini lebih baiknya
dibuat tersurat sehingga mudah memahaminya, maka buatlah paragraf yang ide
pokoknya tersurat atau tertulis langsung dalam paragraf tersebut.
Contoh
penempatan ide pokok baik tersirat ataupun tersurat dalam sebuah paragraf
adalah sebagai berikut:
ü Untuk menjaga agar subsidi listrik
tetap Rp.30 Trilliun sesuai amanat APBN, pemerintah berencana memperluas
penerapan TDL nonsubsidi kepada pelanggan bisnis dan rumah tangga hingga ke
golongan 1.300 VA. Peluasan tDL nonsubsidi tersebut akan diberlakukan mulai
September tahun ini. TDL nonsubsidi saat ini berlaku untuk konsumen golongan
6.600 VA ke atas. TDL nonsubsidi dikenakan pada 20 persen penggunaan diatas
rata rata patokan nasional. Konsumen golongan 450 VA hingga 900 VA diusahakan
tidak dikenakan TDL.
ü Setiap hari, Bolas bangun pagi
pukul setengah lima. Setelah salat subuh, ia lari pagi di sekitar kampusnya
hingga 20 puluh menit. Setelah berolahraga dan keringatnya kering, Bolas
mandi. Selanjutnya, Bolas berangkat ke kampus setelah sarapan pagi. Pukul
4 sore, ia kembali ke rumahnya. Sisa waktunya sebagian besar diisi dengan main
DOTA. Sebagai selingan Bolas belajar dan menyusun tugas akhirnya.
Ide
pokok yang terdapat dalam paragraf pertama berbentuk tersurat yaitu rencana
penerapan tarif dasar listrik sedangkan ide pokok paragaraf kedua berbentuk
tersirat dengan ide pokok yaitu kegiatan Bolas sehari hari. Kesimpulannya. Ide
pokok dalam sebuah paragraf adalah intisari dari paragraf atau kelompok kalimat
tersebut dan umumnya sebuah ide pokok berbentuk frasa.
2.
Kalimat Utama Paragraf
Unsur
paragraf yang kedua adalah kalimat utama. Dalam sebuah paragraf terdapat
kalimat utama yang berisikan ide pokok atau gagasan utama paragraf tersebut.
Lalu apakah ada paragraf yang tidak memiliki kalimat utama? jawabannya ya ada.
Sebuah paragraf dapat memiliki ide pokok tanpa adanya kalimat utama contohnya
saja ide pokoknya tersirat.
Kalimat
utama sebagai unsur paragraf mengindikasikan sebuah paragraf yang baik dalam
sebuah teks ataupun artikel. Dengan adanya unsur paragraf ini, maka terdapat
tiga jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya yaitu :
A. paragraf
induktif
yang memiliki kalimat utama terletak di akhir
paragraf
B. paragraf
deduktif
yang
memiliki kalimat utama terletak di awal paragraf
C. paragraf variati
yang memiliki kalimat utama di awal
dan akhir paragraf.
D. Deskriptif/naratif
: kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
Lalu
bagaimana cara mudah untuk mengetahui jenis paragraf berdasarkan kalimat
utamanya ini? Mudah. Bila sebuah paragraf diawali dengan kalimat yang umum
kemudian kalimat setelahnya lebih spesifik maka ini merupakan paragraf
deduktif. Sedangkan bila paragraf induktif maka awal paragraf akan terlihat
detail dan pada akhir paragraf terdapat simpulan dari kalimat kalimat sebelumnya
maka ini merupakan jenis paragraf induktif. Lalu bagaimana dengan paragraf variatif
ini memiliki kalimat utama di awal dan diakhir paragraf. Akan terdapat kalimat
utama di awal paragraf dan kemudian di akhir paragraf akan terdapat kalimat
utama lagi yang memiliki makna sama dengan awal paragraf walaupun berbeda
bentuk kalimatnya.
3.
Kalimat Penjelas Paragraf
Unsur
ketiga dalam sebuah paragraf adalah kalimat penjelas. Pengertian kalimat
penjelas adalah kalimat kalimat yang menjelaskan kalimat utama. Kalimat kalimat
penjelas dalam sebuah paragraf seharusnya memiliki kesatuan antara satu dengan
yang lain yaitu seluruh kalimat tersebut dapat menyusun sebuah paragraf secara
bersama sama menyatakan ide pokok yang diusung.
Unsur
kalimat penjelas dalam sebuah paragraf atau seluruh paragraf seharusnya koheren
yaitu mempunyai hubungan yang erat sehingga paragraf tersebut utuh. Dalam
membentuk koherensi paragraf, dapat dibantu menggunakan kata penghubung ataupun
kata acuan yang tepat.
Kalimat penjelas, merupakan kalimat
yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan
kalimat yang berisisi gagasan penjelas. Judul (kepala karangan), untuk membuat
suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu
:
a. Provokatif (menarik)
b. Berbentuk frase
c. Relevan (sesuai dengan isi)
d. Logis
e. Spesifik
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Paragraf atau alinea adalah suatu
bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa
kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan
kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu
gagasan(gagasan tunggal). Paragraf diperlukan untuk
mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan
tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab
formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.
Paragraf yang efektif harus memenuhi
dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
Pengembangan paragraf sangat
berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang
mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Selain kalimat topik,
pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan
dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf
penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena
misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda.
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat
informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif,
deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk
mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan factor
tersebut barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang
dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf
yang terdapat di dalam buku-buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum
dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode
yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat,
metode umum khusus, dan metode klasifikasi.
Di dalam mengarang, keenam metode
pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan
keperluan mengarang si penulisnya.
Paragraf memiliki banyak ragamnya.
Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan
kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya, menurut
sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.
B. SARAN
Jadi, untuk
membuat karangan, cerita, maupun informasi-informasi yang penting perlu
menggunakan paragraf yang baik, dan disampaikan secara runtun yaitu dengan
menggunakan kalimat-kalimat yang saling berhubungan. Sehingga apa yang ingin
kita sampaikan bisa dimengerti oleh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Depdiknas. 2002. Kamus Besar
Bahsa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Depdiknasa.
Ø Rahardi, Kunjana. 2010. Teknik-teknik
Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah. Graha Media.
Ø Dini, Dahlia dan Sitorus.
2004. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung : CV Yrama
Widya.
Ø Wiyanto, Asul. 2006. Terampil
Menulis Paragraf. Grasindo.
Ø http://bloganakfilkom.blogspot.com/2010/12/metode-pengembangan-paragraph.html
(20 : 56 29/09/14)
Ø Http//:Wikipedia.com2014.syarat-syarat
dan jenis-jenis paragraph:google/search
Ø Http//:arief.blogspot.com.2013.pengertian
paragraph dan metode pengembangan paragraph:google
Ø http://writingcenter.unc.edu/handouts/paragraphs/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar