Rabu, 21 Desember 2016

Makalah Fungsi Perencanaan



BAB II
PEMBAHASAN
A.  PENGERTIAN PERENCANAAN
Perencanaan secara garis besar diartikan sebagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), di mana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu “proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal adalah merencanakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
“Suatu perencanaan adalah suatu aktivitas integratif yang berusaha memaksimumkan efektivitas seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu sistem, sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.
Berdasarkan definisi tersebut, perencanaan minimum memiliki tiga karakteristik berikut:
1.      Perencanaan tersebut harus menyangkut masa yang akan datang
2.      Terdapat suatu elemen identifikasi pribadi atau organisasi, yaitu serangkaian tindakan di masa yang akan datang dan akan di ambil oleh perencana
3.      Masa yang akan datang, tindakan dan identifikasi pribadi, serta organisasi merupakan unsur yang amat penting dalam setiap perencanaan.
  
            Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Merncanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lainya untuk mencapai suatu perencanaan. perencanaan dalam pengertian ini menitikberatkan kepada usaha untuk menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya .

Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan.
-          Unsur pertama adalah tindakan apa yang harus dikerjakan
-          kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus dilakukan,
-          ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan,
-          keempat kapa tindakan tersebut dilakukan,
-          kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut,
-          dan yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :
1.      Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima sehingga penafsiran yang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2.      Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3.      Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga stabilitasnya setiap saat, harus ada dalam pertimbangan.
4.      Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5.      Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.

Dengan demikian, perencanaan mengandung beberapa arti antara lain:
ü  Proses. Yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan akan berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang di tentukan.dalam hal ini kegiatan dalam perencanaan dilakukan menurut proses yang berlaku.
ü  Penetapan tujuan dan sasaran. Yaitu kegiatan merencanakan ke arah mana organisasi dapat menetapkan tujuan nya secara khusus ataupun umum,tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek.
ü  Pemilihan tindakan. Yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada beberapa tindakan yang efektif ketimbang harus menggunakan semua tindakan yang kadang kala tidak efektif
ü  Mengakaji cara terbaik. Walaupun pilihan tindakan itu sudah dianggap baik namun bisa saja tetap tidak efektif kalau dilakukan dengan cara kurang baik.sebaliknya,sesuatu yang baik apabila dilakukan dengan cara yang baik pula maka akan menghasilkan sesuatu yang efektif.
ü  Tujuan . Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang diinginkan oleh organisasi.keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu standar-standar yang berlaku baik kualitatif maupun kuantitatif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah tindakan integratif yang mencoba untuk memaksimumkan efektifitas secara total dari organisasi sehingga apa yang dibutuhkan tercapai.

B.  PROSES PERENCANAAN
Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
“Perencanaan sebagai suatu proses adalah suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan, dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai hasil tertentu yang diinginkan
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin mengikat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, di mana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para manajer untuk mengerti peranan perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :
1.      Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2.      Merumuskan keadaan saat ini
3.      Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
4.      Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan

Perencanaan sangat penting dan perlu untuk setiap usaha mencapai tujuan. Alasan ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa kondisi masa depan tidaklah pasti. Lingkungan yang berubah begitu cepat menuntut siapa pun baik perseorangan maupun lembaga untuk selalu membuat rencana. Tanpa membuat perencanaan, organisasi akan kehilangan arah dan sulit untuk mengantisipasi ancaman perubahan lingkungan.
Banyak faktor yang mempengaruhi pentingnya pembuatan suatu perencanaan antara lain : perubahan ekonomi, kemajuan teknologi, perubahan iklim, perubahan selera konsumen, gejolak politik, dan sistem keamanaan yang tidak terjamin memberikan banyak tantangan yang harus dihadapi walaupun penuh dengan resiko.
Selain untuk lebih memantapkan arah bagi organisasi dalam mencapai tujuannya, perencanaan juga memiliki peranan penting lainnya, seperti:
1.      Untuk mengkooordinasikan usaha-usaha
Didalam suatu organisasi pekerjaan-perkerjaan dilakukan individu dan kelompok yang memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda. Maka perlu dilakukan koordinasi, agar tujuan dan kepentingan itu tidak keluar dari tujuan organisasi.
2.      Untuk mengatasi perubahan
Dengan adanya perencanaan yang matang maka perubahan-perubahan potensial yang akan terjadi akan dapat diantisipasi secepat mungkin.
3.      Untuk pengembangan manajer
Manajer harus bertindak proaktif dan membuat hal-hal terjadi dan bukan sebaliknya, bertindak rekatif dan membiarkan hal-hal terjadi. Tindakan perencanaan akan mempertajam kemampuan manajer untuk berfikir ketika mereka mempertimbangkan gagasan-gagasan abstrak dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
4.      Untuk pengembangan standar kinerja
Keberhasilan yang dicapai pada masa lalu akan menjadi standar kinerja untuk masa yang akan datang. Tanpa perencanaan, standar performa mungkin menjadi tidak rasional dan subjektif.

C. ALASAN PERLUNYA PERENCANAAN
Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuan-tujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
1.      Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2.      Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.

Beberapa manfaat perencanaan adalah :
1.      Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
2.      Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3.      Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4.      Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5.      Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6.      Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7.      Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
8.      Menghemat waktu, usaha, dan dana

Beberapa kelemahan perencanaan adalah :
1.      Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
2.      Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3.      Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4.      Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5.      Ada beberapa rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten

D. HUBUNGAN PERENCANAAN DENGAN FUNGSI-FUNGSI     MANAGEMEN LAINNYA
Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan saling tergantung dan berinteraksi.
-          Pengorganisasian dan penyusunan personalia  (organizing)                                             Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya keuangan, psikis dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukan cara dan menunjukan sumber daya-sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
-          Pengarahan (directing)                                                                                                                      Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
-          Pengawasan                                                                                                           Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering d sebut sebagai “kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan efektif. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana. Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

E. JENIS-JENIS PERENCANAAN
Ada beberapa macam perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi,yaitu:
A.    Jenis perencanaan menurut prosesnya :


1.      Policy Planning,                                                                                                 suatu rencana yang memuat kebijakan-kebijakan saja, tentang garis besar atau pokok dan bersifat umum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakan itu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.  
2.      Program Planning                                                                                                         merupakan perincian dan penjelasan daripada policy planning. Dalam perencanaan ini biasanya memuat, hal-hal berikut:                                                                 a. Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan                                                                   b. Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan                                                                           c. Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan                                                             d. Prosedur kerja yang harus dipatuhi                                                                                    e. Struktur organisasi yang harus dipenuhi                                                                                                                     
3.      Operational Planning (perencanaan kerja),                                                                          yakni suatu perencanaan yang memuat hal- hal yang bersifat teknis seperticara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang ini sering kali dimuat dalam perencanaan adalah :                   a. Analisa daripada program perencanaan                                                                         b. Penetapan prosedur kerja                                                                                                   c. Metode-metode kerja                                                                                            d. Tenaga-tenaga pelaksana                                                                                            e. Waktu, dan sebagainya

B.     Jenis perencanaan menurut jangka waktunya :
1.      Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun
2.      Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengah yang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1hingga tiga tahun
3.      Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yang pelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun



C.     Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya :
1.      National Planning,                                                                                                            yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh wilayah Negara
2.      Regional Planning,                                                                                                                     yakni rencana untuk suatu daerah
3.      Regional Planning,                                                                                                          yakni rencana untuk suatu daerah

D.    Jenis perencanaan menurut penggunaannya :
1.      Single Use Planning,                                                                                                        yaitu suatu perencanaan hanya untuk sekali pakai saja. Dalam artian jika rencana tersebut telah tercapai, maka tidak akan digunakan lagi
2.      Repeats Planning,                                                                                                                      yaitu perencanaan yang dipakai secara berulang-ulang, walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali

E.     Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan :
1.      General Planning,                                                                                                     suatu rencana yang dibuat secara garis besar dan menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih luas.Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahun pelajaran
2.      Special (Concentrated) Planning,                                                                            suatu rencana mengenai kegiatan khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikelas IPS.

Macam-macam perencanaan dalam pengantar manajemen dibagi menjadi 2 yaitu : Perencanaab organisasi dan Perencanaan kontijensi
1.      Perencanaan organisasi, Perencanaan ini terdiri dari:
a.       Perencanaan strategis                                                                                               Rencana strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis. Tepatnya, rencana strategis adalah rencana umum yang mendasari Keputusan alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
b.      Perencanaan taktis                                                                                           Adalah rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana strategis pada umumnya melibatkan manajemen tingkat atas dan menegah dan jika dibandingkan dengan rencana strategis, memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus yang lebih spesifik dan nyata
c.       Perencanaan operasional                                                                                           Adalah rencana yang menitik beratkan pada perencanaan rencana taktis untuk mencapai tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer tingkat menegah dan tingkat bawah, rencana operasional memiliki fokus jangka pendek dan lingkup yang relatif lebih sempit. Masing-masing rencana operasional berkenaan dengan suatu rangkaian kecil aktivitas. Kami menjelaskan perencanaan dengan lebih mendekati pada bagian selanjutnya.

2.       Perencanaan kontinjensi                                                                                                                            Jenis perencanaan lain yang juga penting adalah perencanaan kontinjensi (contingency planning) yaitu penentuan serangkaian tindakan alternatif jika suatu rencana tindakan secara tidak terduga terganggu atau dianggap tidak sesuai lagi.

Perencanaan telah diterapkan pada semua jenis kegiatan dan sesungguhnya terdapat berbagai jenis perencanaan. Beberapa rencana meliputi: kegiatan yang sangat luas, sedangkan ada juga yang meliputi kegiatan terbatas saja, ada yang semata-mata meliputi pertimbangan operasional, sedangkan yang lain menitik beratkan pada pelaksanaan, biaya,kualitas atau unsur-unsur penting lainnya.
Menurut G.R. Terry bahwa jenis rencana dapat di klasifikasikan menjadi:
a. Rencana Pengembangan
b. Rencana Pemakai
c. Rencana Anggota-Anggota Manajemen
Klasifikasi dari rencana-rencana tersebut adalah sesuai dengan waktu yang di liput oleh rencana-rencana yang bersangkutan. Dengan demikian terdapat rencana-rencana dilihat dari segi waktu jangka panjang (meliputi waktu lima tahun atau lebih) dan rencana jangka pendek (meliputi waktu dua tahun atau kurang). Rencana-rencana yang meliputi waktu tiga hingga lima tahun kadang-kadang dianggap berjangka pendek atau juga dianggap jangka panjang, tergantung dari organisasi yang bersangkutan, ada juga menyatakan rencana-rencana seperti berjangka sedang, tetapi tidak begitu umum disebut demikian. G.R. Terry lebih condong memakai periode waktu membenarkan pengeluaran-pengeluaran seperti  ditetapkan di dalam rencana yang bersangkutan.Artinya, mereka menginginkan agar rencana mencakup waktu yang diperlukan untuk menutup komitmen pengeluaran mereka. Hal tersebut sering dinyatakan sebagai Recovery Cost. Menerima konsepsi komitmen tersebut berarti bahwa yang direncanakan itu selalu berbeda,tergantung dari hal-hal tersebut di atas dan keyakinan dari para top manajer. Jenis-jenis rencana lainnya ialah rencana orientasi dan rencana operasional.Rencana-rencana tersebut dapat berupa rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang. Rencana orientasi berusaha untuk memperjelas sasaran-sasaran perusahaan yang masih aktuil, kegiatannya, kemampuan, personil dan hubungannya dengan para langganan. Dengan latar belakang rencana rencana seperti itu, dapat dibuat proyeksi tentang hal-hal yang diharapkan akan terjadi. Sebaliknya, rencana-rencana tersebut dapat memberi evaluasi kepada para manajer tentang situasi, rencana. Rencana-rencana operasional meliputi kegiatan-kegiatan yang segera akan dilaksanakan. Ia dapat menjawab siapa yang akan melaksanakan apa mengaktifkan sumber-sumber fisik. yakni fasilitas, bahan dan personil,merupakan hal-hal yang dicakup oleh rencana tersebut.

F. TIPE-TIPE PERENCANAAN
Perencanaan dan rencana dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara yang berbeda. Meskipun proses dasar perencanaan adalah sama bagi setiap menejer, dalam praktek perencanaan dalam mengambil berbagai bentuk. Ini disebabkan beberapa alasan.                                                                                                              Pertama, perbedaan tipe organisasi mempunyai perbedaan misi, dimana pendekatan perencanaan yang digunakan berbeda pula.                                                        Kedua, bahkan dalam suatu organisasi yang sama dibutuhkan tipe-tipe perencanaan yang berbeda untuk waktu-waktu yang berbeda.                                                Ketiga, manajer-manajer yang berlainan akan mempunyai gaya perencanaan yang berbeda.
Ada lima dasar yang digunakan dalam mengklasifikasikan perencanaan, yaitu:
1.      Bidang fungsional :                                                                                              Mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan, dan personalia.  Setiap faktor memerlukan tipe perencanaan yang berbeda. Misalnya: rencana produksi meliputi perencanaan kebutuhan bahan,scheduling atau penjadwalan produksi, jadwal pemeliharaan mesin, dan sebagainya.
2.      Tingkatan organisasional :                                                                                                  Termasuk keseluruhan organisasi atau satuan-satuan kerja organisasi. Teknik-teknik dan isi perencanaan berbeda untuk tingkatan yang berbeda pula. Perencanaan organisasi keseluruhan akan lebih kompleks daripada rencana kerja organisasi.
3.      Karakteristik (sifat) rencana :                                                                                       Melipitu faktor-faktor kompleksitas, fleksibilitas, keformalan, kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif dan kualitatif. Misalnya : rencana pengembangan produk biasanya bersifat rahasia, rencana produksi lebih bersifat kuantitatif dibanding rencana personalia.
4.      Waktu :                                                                                                                     Menyangkut rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
1.Jangka pendek < 1 tahun                                                                                    2.Jangka menengah 1 – 5 tahun                                                                              3.Jangka panjang > 5 tahun  
5.      Unsur-unsur rencana :                                                                                                                    Dalam wujud anggaran, program, prosedur, kebijaksanaan dan sebagainya.  Perencanaan berbagai tingkatan dan setiap tingkatan merupakan bagian dari tingkatan yang lebih tinggi.


Ada dua tipe utama rencana yaitu:
1.      Rencana-rencana strategik (strategic plans), yang dirancang memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih luas, mengimplementasikan misi yang memberikan alasan khas keberadaan organisasi.
2.      (Rencana-rencana operasional operational plans), penguraian lebih terperinci bagaimana rencana-rencana strategik akan dicapai.
bagaimana rencana-rencana strategik akan dicapai. Ada dua tipe rencana-rencana operasional, yaitu:
1.      Rencana sekali pakai (single-use plans) dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali bila telah dicapai. Tipe-tipe pokok rencana sekali pakai adalah program, proyek dan anggaran.b.)
2.      Rencana tetap (standing plans) merupakan pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan situasi-situasi yang dapat diperkirakan dan terjadi berulang- ulang. Wujud umum rencana-rencana tetap adalah kebijaksanaan, program dan aturan.

G. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN
Perencanaan membutuhkan pemikiran yang mendalam dengan pemikiran yang mendalam akan membantu proses perencanaan yang akan buat. Pemikiran tersebut dilandasi dengan keikhlasan dan keinginan untuk merencanakan sebuah perencanaan bersama. Lebih dari dalam proses perencanaan hendaknya memperhatikan pendapat dan aspirasi bersama, Islam menurut Asnawir dalam bukunya Manajemen Pendidikan, paling tidak dalam menyusun perencanaan pendidikan, termasuk perencanaan pendidikan Islam, perlu memperhatikan empat unsure:
-          Pertama tujuan hendaknya jelas, yang tercakup perumusan sasaran untuk mencari solusi dari problem yang ada.
-          Kedua, menetapkan teknik pengumpulan dan pengolahan data.
-          Ketiga, berorentasi ke masa depan yang bersifat prediksi.
-          Keempat, adanya kegiatan yang tersusun, terangkai untuk mencapai tujuan.
Keempat unsur tersebut hendaknya menjadi perhatian bagi manajer sebelum menyusun perencanaan. Hal ini perlu karena berhubungan dengan kualitas, efektifitas dan efesiensi dalam isi kebijakan yang tersusun dalam perencanaan.

Langkah-langkah perecanaan diantaranya:
1.      Menetapkan tugas dan tujuan Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat diformulir tanpa ditetapkanterlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.
2.      Observasi dan analisa Menentukan factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan (observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan mana yang digumakan
3.      Mengadakan kemungkinan-kemungkinan Faktor yang tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarnya biaya yang dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya.
4.      Membuat sintesa, Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan cara mengawinkan sintesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut. Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.

H. KERANGKA WAKTU PERENCANAAN
1.      Rencana Jangka Panjang                                                                                          Suatu rencana jangka panjang (long-range plan) meliputi banyak tahun, bahkan beberapa dekade.
2.      Rencana jangka Menengah                                                                                            Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah berubah dibanding rencana jangka panjang. Rencana jangka menengah biasanya meliputi periode satu hingga lima tahun dan terutama penting bagi manajer menengah dan manajer lini.
3.      Rencana jangka Pendek                                                                                              Seorang manajer juga mengembangkan suatu rencana jangka pendek, yang memiliki kerangka waktu satu tahun atau kurang. Rencana jangka pendek (short-range plan) sangat mempengaruhi aktivitas seharihari manajer.

Menurut Louis A.Allen(1963), perencanaan terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer untuk berfikir kedepan dan mengambil keputusan saat ini, yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktub yang akan datang. Berikut ini aktivitas tersebut.
1.      Prakiraan (forecasting) merupakan suatu usaha yang sistematis untuk memperkirakan waktu yang akan datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta yang telah diketahui.
2.      Penetapan Tujuan (estabilishing objective) merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan.
3.      Pemograman (programing) adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan: langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, Unit dan anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah, Urutan serta pengaturan waktu setiap langkah
4.      Penjadwalan (scheduling) adalah penetapan waktu menurut kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan.
5.      Penganggaran (budgeting) merupakan suatu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang sumber daya keuangan(funansial recoures) yang disediakan untuk aktivitas dan waktu tertentu.
6.      Pengembangan Prosedur(developing procedure) adalah suatu aktivitas menormalisasikan cara  teknik, dan metode pelaksanaan suatu pekerjaan.
7.      Penetapan dan interpretasi kebijakan(establishing and interpreting policies) adalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam menetapkan syarat berdasarkan kondisi manajer dan bawahannya akan berkerja. Suatu kebijakan adalah suatu keputusan yang senantiasa berlaku untuk permasalahan yang timbul berulang demi suatu organisasi.

I. PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN
Planning yang efektif didasarkan pada fakta dan informasi, bukan atas dasar emosi atau keinginan. Fakta-fakta yang relevan dengan situasi yang sedang dihadapi berhubungan erat dengan pengalaman dan pengetahuan seorang manajer. Dibutuhkan cara berfikir yang berefleksi,juga dapat dibantu oleh imaginasi dan forecast. Selanjutnya Harold Koontz danCyril O'Donnell dalam buku principles of management mengemukakan prinsip-prinsip planning sebagai berikut :
1.      Prinsip membantu tercapainya tujuan (principle of contribution to objective). Setiap perencanaan dan segala perubahannya harus ditunjukkan kepada pencapaian tujuan.
2.      Prinsip pengutamaan perencanaan (principle of primacy of planning). Perencanaanmerupakan keperluan utama daripada manajer, fungsi lainnya adalah organizing,staffing, directing, dan control. Seorang manajer tidak akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen lainnya tanpa mengetahui tujuan dan pedoman dalam melaksanakan kebijaksanaan
3.      Prinsip pemerataan perencanaan (principle of pervasiveness of planning). Walaupun fungsi manajemen itu sama pentingnya baik dalam ketentuan maupun pelaksanaannya, tetapi harus diingat bahwa prinsip pemerataan perencanaan memegang peranan penting, mengingat manajer dalam tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan bertanggung jawab atas berhasilnya rencana tersebut.Tidak pernah ada seorang manajer yang tidak mengerjakan perencanaan

J. TUJUAN PERENCANAAN
 Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan:
-          Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan non manajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerjasama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
-          Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidak pastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
-          Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
-          Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana,manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan. Perencanaan  juga bertujuan untuk:
1.      Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya
2.      Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
3.      Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
4.      Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5.      Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat, biaya, tenaga, dan waktu.
6.      Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7.      Menyerasikan dan memadukan bebera pa subkegiatan.
8.      Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9.      Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

MANFAAT PERENCANAAN
1. Standar pelaksanaan dan pengawasan
2. Pemilihan berbagai alternative terbaik
3. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
4. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
5. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
6. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait, dan,
7. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.


K. HAMBATAN DALAM PENETAPAN TUJUAN DAN  PERENCANAAN
1.      Tujuan yang Tidak Tepat                                                                                       Tujuan yang tidak tepat mempunyai banyak bentuk. Membayar deviden yang besar kepada pemegang saham mungkin jika dananya didapatkan dengan mengorbankan penelitian dan pengembangan tujuan mungkin juga tidak tepat jika tujuan tersebut tidak dapat dicapai. Jika Kal-mart menetapkan tujuan untuk memperoleh lebih bayak pendapatan dibanding Wal-Mart tahun depan, Tujuan juga tidak tepat jika tujuan itu menepatkan terlalu banyak penekanan pada ukuran kuantitatif maupun kalitatif dari keberhasilan.
2.       Sistem Penghargaan yang Tidak Tepat                                                                Dalam beberapa lingkungan, sistem penghargaan yang tidak tepat merupakan hambatan dalam penetapan tujuan dan perencanaan.
3.      Lingkungan yang Dinamis dan Kompleks                                                                Sifat dari suatu lingkungan organisasi juga merupakan hambatan bagi penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif. Perubahan yang cepat, inovasi teknologi, dan persaingan yang ketat juga dapat meningkatkan kesulitan bagi suatu organisasi untuk secara akurat mengukur kesempatan dan ancaman di masa mendatang.
4.      Keengganan untuk Menetapkan Tujuan                                                      Hambatan lain terhadap perencanaan yang efektif adalah tujuan bagi mereka sendiri dan untuk unit-unit yang merupakan tanggung jawab mereka. Alasan untuk ini mungkin adalah kurangnya rasa percaya diri atau takut akan kegagalan. Jika seorang manajer menetapkan suatu tujuan spesifik, ringkas, dan berhubungan dengan waktu, maka apakah ia mencapai atau tidak mencapai tujuan tersebut akan tampak nyata. Manajer yang secara sadar atau tidak sadar berusaha untuk menghindari tingkat tanggung jawab ini lebih mungkin untuk menghindari usaha perencanaan organisasi. Pfizer, suatu perusahaan farmasi besar, mengalami masalah karena manajernya tidak menetapkan tujuan untuk penelitian dan pengembangan. Sebagai akibatnya, organisasi tersebut jauh tertinggal di belakang karena manajer tidak memiliki cara untuk mengetahui seberapa efektif usaha penelitian dan pengembangan mereka sebenarnya.
5.      Penolakan terhadap Perubahan                                                                        Hambatan lain dalam menetapkan tujuan dan perencanaan adalah penolakan terhadap perubahan. Perencanaan pada intinya terkait dengan perubahan sesuatu dalam organisasi. Avon Products hampir membuat dirinya sendiri bangkrut beberapa tahun yang lalu karena perusahaan bersikeras melanjutkan kebijakan pembayaran deviden yang besar kepada para pemegang sahamnya. Ketika laba mulai turun, manajer menolak memotong deviden dan mulai melakukan pinjaman untuk membayar deviden tersebut. Hutang perusahaan meningkat dari $3 juta menjadi $1,1 miliar dalam waktu delapan tahun. Pada akhirnya, manajer terpaksa menyelesaikan masalah dan memotong deviden.
6.       Keterbatasan                                                                                               Keterbatasan (constraints) yang membatasi apa yang dapat dilakukan organisasi merupakan hambatan utama yang lain.

L. MENGATASI HAMBATAN
Efektifitas penting bagi seorang manajer, seringkali dalam pengembangan perencanaan yang efektif manajer mengalami hambatan – hambatan. Terdapat dua hambatan utama dalam pengembangan rencana yang efektif, yaitu :
  1. Penolakan dari dalam diri perncanaan terhadap penetapan tujuan dan pembuatan rencana untuk mencapainya.
David A. Kolb dan kawan – kawan mengemukakan beberapa alasan mengapa manajer ragu – ragu atau seringkali gagal dalam menetapakan tujuan organisasi
a)      Keengganan melepaskan tujuan alternatif
b)      Ketakutan akan kegagalan
c)      Minimnya pengetahuan tentang organisasi
d)     Minimnya pengetahuan tentang lingkungan
e)      Kurangnya percaya diri

2.      Keengganan yang lazim dari para anggota organisasi untuk menerima rencana karena perubahan yang akan ditimbulkan
a)      Terdapat tiga alasan mengapa anggota organisasi dapat menolak perubahan – perubahan yang akan terjadi.                                                    Ketidakpastian mengenai sebab dan akibat dari perubahan
b)      Kengganan untuk melepaskan keuntungan yang ada
c)      Kesadaran akan kelemahan dalam perubahan yang diusulkan
Ada 4 cara mengatasi hambatan dalam penetapan tujuan dan perencanaan antara lain :
1.      Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana                                                                      Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses perencanaan adalah dengan maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektivitas penetapan tujuan dan pembuatan rencana.                                                                                                    Dan penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari waktu ke waktu.
2.      Komunikasi dan Partisipasi                                                                                  Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap orang yang terlibat dalam proses perencanaan seharusnya tahu landasan apa yang mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut diintegrasikan dan dikoordinasikan. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dan mengimplementasikan  rencana harus didengar pendapatnya dalam mengembangkan strategi tersebut. Setiap orang hampir selalu memiliki informasi yang berharga untuk disumbangkan / dan karena mereka yang akan mengimplementasikan rencana / keterlibatan mereka sangat penting orang biasanya lebih berkomitmen pada rencana yang pembentukannya mereka bantu .bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan staf perencanaan, manajer dari berbagai tingkan dalam organisasi seharusnya dilibatkan dalam proses perencanaan.
3.      Konsistensi /revisi /dan pembaruan                                                                              Tujuan seharusnya konsisten baik secara horizontal maupun secara vertikal .konsistensi horizotal berarti bahwa tujan  seharusnya konsisten diseluru organisasi / dari satu departemen ke departemen lainnya. Konsistensi  vertikal  berarti bahwa tujuan  seharusnya konsisten  dari atas hingga ke bawah   organisasi : tujuan stategis, taktis, dan operasional harus selaras. Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara berkala. Banyak organisasi melihat perlunya merevisi dan memperbarui dengan frekuensi yang semakin sering.
4.      Sistem Penghargaan yang Efektif                                                                           Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapainya. Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.



BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis. Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu Perencanaan berdasarkan jangkauan, Perencanaan berdasarkan kerangka waktu, Perencanaan berdasarkan spesifisitas, Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan. Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan keterbatasan.

B. SARAN
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan.
Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan

DAFTAR PUSTAKA
ü  L. Daft Richard, Manajemen. Edisi enam, Salemba empat, Jakarta, 2006.
ü  Siswanto , bedjo,.2005.Pengantar  Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta
ü  Andi Makkulau, Analisis Kebijakan Publik dan Perencanaan Pendidikan, (Makassar, UNM, 2004).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar